Tuesday, March 10, 2009

walking into the air

Perjalanan penuh makna, Jumat, sabtu dan Minggu
Belum pernah saya segila ini, menempuh beberapa km berjalan tanpa tentu arah,
Entah apa yang ada dipikiran saya waktu itu, berjalan mengikuti kemana kaki brur melangkah,
masuk kemall, keluar dan menjelajah kemall lain, dan keluar lagi , masuk lagi ke mall.. ffiiiuh.. Dalam perjalanan dengan pikiran yang kosong. Sebenarnya hal ini dapat sangat berbahaya untuk si pengemudi, Perjalanan layaknya Backpackers hanya bedanya ini menggunakan mobil :D. Hingga akhirnya persinggahan terakhir di sebuah rumah di luar kota Jakarta. Awalnya perjalanan tersebut ingin diakhiri hingga propinsi tetangga yang lebih jauh, mengingat saya sendiri dan hanya mengikuti emosi, saya memutuskan untuk mengindahkan pikiran tersebut.
Satu hal yang saya pelajari dari pelarian 3 hari 2 malam ini adalah, Saat manusia tidak dapat mengendalikan emosinya, Semua terasa begitu benar, yang ada di hati hanya pembenaran, dan rasa emosi itu mengalahkan akal sehat. Alhamdulillah Allah telah menyelamatkanku dari sesatnya "Emosi" saat semua tumpah dalam tangisan, teriakan, dan yang tinggal hanya penyesalan tak terhingga pada akhirnya. Saya bersyukur dapat pulang dengan keadaan selamat dan menyadari bahwa semua itu memang terjadi karena kesalahpahaman.

Maafkan aku mama....

2 comments:

bhp said...

Walaupun hati panas (emosi), namun kepala kita harus senantiasa dingin dan istiqomah utk bermunajat kepadaNya. Bagaimanapun orang tua (khususnya mama) senantiasa menghendaki anaknya menjadi anak yang shalihah dan berhasil dalam hidupnya...

mBoy said...

Hii.. ada apa Bu.
Tapi alhamdulillah, yang penting julia nya balik dengan selamat.

Gpp Bu, itu jalan yang dipilihkan Allah, bagian pendewasaan. Yang penting untuk hidup lebih baik. Moga dengan ini makin lebih sayang sama Mama.

Salam salam buat beliau :)